Nikmatnya Lina, Tetanggaku Yang Legit

Tiba-tiba aku mendengar suara ketuk pintu, kemudian aku hentikan ciumanku dan kami saling menatap dengan penuh kesal dan sedikit marah karena mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih. Aku tidak dapat meneruskan ciuman lagi dan tanpa pikir panjang aku langsung pulang dengan hati kecewa dan penisku masih menegang 100%, aku semakin gelisah karena tidak dapat menyalurkan gairah seks ku lagi.

Kemudian Aku ke kamar mandi dan mencoba mengingat kembali peristiwa tadi dengan Lina sambil aku bermasturbasi. Tiba-tiba terdengar suara orang mandi di rumah kontrakan sebelahku, kemudian aku melongok dan kulihat seorang gadis cantik, putih mulus sedang mandi telanjang bulat. Aku berhayal lagi hingga akhirnya aku bisa menyalurkan seksku lewat masturbasi.

Setelah kejadian itu aku tidak memiliki waktu lagi untuk berduaan dengan Lina karena selain isteriku sering di rumah aku pun sibuk dengan kuliahku. Setelah beberpa bulan kami tinggal di rumah kontrakan tersebut kami pun pindah rumah.

Dengan sedikit berat hati Lina melepaskan kami pindah rumah, tetapi aku masih menitipkan beberapa barang di rumahnya karena tidak muat dalam mobil. Seminggu kemudian aku datang pada siang hari ke rumah Lina untuk mengambil barangku. Kebetulan Lina sedang berduaan dengan anaknya.

Pikiran kotorku mulai muncul, “Inilah saatnya aku bisa bermain cinta dengannya”. Setelah mengobrol beberapa saat aku memberikan uang kepada anaknya dan menyuruhnya jajan di luar. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, setelah anaknya pergi aku langsung menciuminya dan dia pun membalasnya bahkan dengan erangan yang lebih liar dari sebelumnya.

Sambil berciuman tanganku langsung kuarahkan ke dalam celana dalamnya dan memainkan gundukkan rambut kemaluannya dengan mengelus-elusnya. Kemudian mulutku beralih ke gundukan dua bukit yang menggemaskan. Kumainkan lidahku di sekitar pentil susunya sambil tanganku tetap bermain di lubang kemaluannya. Lina tidak dapat menahan seranganku karena rangsangan yang ku berikan membuatnya semakin mengerang dan memelukku erat-erat.

Aku buka resleting celana jeansku kemudian tangan Lina ku bimbing untuk memainkan penisku yang sudah mulai tegang. Dengan lembutnya Lina mengelus dan mengocok penisku. Tentu saja semakin lama penisku semakin tegang keras, dan rangsangan yang ditimbulkannya membuatku ingin sesegera mungkin memasukkannya ke liang vagina Lina.

Kami berdua sudah tidak dapat menahan rangsangan lagi. Selanjutnya aku berjongkok untuk membuka celana pendek dan celana dalamnya. Kami sempat saling bertatapan seolah-olah sudah tidak bisa membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan rudalku ke lubang kemaluannya. Dengan hanya membuka setengah celana jeansku sebatas dengkul aku mulai mengambil alih posisi di atasnya.

Untuk memberikan sensasi yang lebih aku gesekkan penisku di kemaluan Lina sehingga membuat Lina tidak kuat menahan rasa geli. Lama aku menggesek-gesekan penisku di atas lubang kemaluannya hingga aku lihat Lina sudah tidak tahan lagi, kemudian ku masukkan rudalku ke lubang kemaluan Lina yang sudah sangat basah dan becek.

Perlahan aku tusuk rudalku dan Lina membuka lebar-lebar kakinya agar memudahkan rudalku masuk ke lubang kewanitaannya. Perlahan tapi pasti kontolku memasuki lubang memek Lina dan erangan pun keluar dari mulut Lina yang semakin liar: “Oohh.. ohh Mas.. enak”.

Sambil memegang panggul dan pantatku, Lina membantuku memasukkan dan mengeluarkan penisku dari lubang vaginanya. Pada saat kontolku menusuk, Lina menekan pantatku sehingga seluruh kontolku masuk semuanya ke dalam lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.

“Oohh enak Mas.. terus.. Mas terus.. yang cepet.. ooh.. enak.. kontol mas enak banget”.
“Entotin aku mas.. memekku gatel banget.. entotin sampai aku puas mas..”.

Vagina Lina memang kuakui sangatlah lain dan memiliki daya tarik serta daya rangsangan yang tinggi. Sewaktu aku menarik dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya, sensasi yang aku terima begitu dasyat sekali. Dinding vaginanya menyempit ketika kontolku masuk dan memijit-mijit batang kontolku, ini sensasi yang baru buatku. Memek istriku saja tidak bisa mengempot kontolku sekenceng ini.

Begitu nikmatnya vagina Lina, selain batang kontolku dipijit-pijit oleh dinding vaginanya juga kontolku serasa disedot setiap kali kontolku masuk di dalam vaginanya. Walaupun ukuran penisku standar tidak seukuran orang bule tapi sensasi lubang memek Lina seakan-akan menyempit. Kami berdua saling mengerang kenikmatan, terlebih-lebih aku karena nikmatnya yang tiada tara. Dalam benakku, mungkin kontol suaminya tidak lebih besar dari kontolku. Sehingga memek Lina begitu sempit dan ngempot banget di kontolku.

Peluh keringat terus mengucur dan Lina masih tahan dengan gempuran rudalku. Kepala Lina semakin bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tidak henti-hentinya mengerang dengan mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan kontolku. Aku ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tapi Lina menolaknya karena takut dia tidak mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang.

Dengan kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dengan posisinya diatas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh. Aku semakin mempercepat gerakanku dengan maju mundur. Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan ledakan akan keluar dari dalam tubuhku. Aku tidak tahan lagi dengan sensasi yang diberikan oleh lubang vaginanya Lina yang dasyat itu, maka aku merasakan orgasmeku akan datang.

“Lin enak banget.. ohh.. aku sampe nggak tahan nih.. ohh enak..”
“Ohh Mas eenaak.. sekali.. terus Mas.. terus.. oohh.. hmm”

Aku semakin tidak tahan dengan erangannya yang membuatku semakin bernafsu.

“Ohh Lin aku mau keluar.. bareng ya Linnn….”
“Oohh aku juga.. enak.terus.yang kenceng Mas.. ohooh.. Mas aku keluaarr.. hmm”
“Aku juga Lin.. oohh.. aku keluar Lin”.

Lalu ku muncratkan spermaku di dalam vaginanya sambil aku peluk dia dan kukulum bibirnya yang mungil dan kami saling berpagutan berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung. Semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot bibirku dan mencengkeram serta memelukku erat karena tidak tahan dengan nikmatnya orgasme setelah ngentot.

Kami berdua sama-sama lemas dan masih merasakan sisa kenikmatan ngentot yang terakhir. Sambil masih terus berciuman dan kontolku masih menancap di lubang memeknya. Denyutan dari dinding vagina Lina masih bisa aku rasakan di batang kontolku meski sedikit demi sedikit mulai melemah.

Aku senang Mas bisa ngentot sama Mas,.. aku nggak nyesel kok” katanya sewaktu kami masih berpelukan.
“Aku juga seneng Lin.. enak banget.. abis memek Lina legit sih.. he he.. ” candaku
“Mas bisa aja ah..” katanya sambil mencubit pinggangku. Lina menunduk malu dan senang dengar pujianku.

Kemudian kami membersihkan diri bersama-sama dan setelah itu berciuman lagi sambil berpelukan. Lama kami berpelukan sampai pada akhirnya aku pamitan karena takut suaminya pulang atau tetangga yang lain akan curiga. Dengan pandangan mata yang sendu Lina melepas aku pergi, aku tahu bahwa sebetulnya dia masih menginginkan kontolku untuk dimasukkan ke dalam lubang kemaluannya lagi tapi karena sesuatu hal dia mengerti tidak mungkin melakukannya lagi.

Ini adalah pengalaman yang tidak bisa aku lupakan karena sampai saat ini belum pernah aku merasakan vagina yang senikmat Lina punya. Sebenarnya aku ingin sekali lagi mencicipi vaginanya Lina, tapi setelah kejadian itu kami tidak pernah bertemu lagi karena rumahku dan rumahnya berjauhan, selain itu aku dengar bahwa mereka juga telah pindah rumah ke orangtuanya.

Berita yang terakhir, aku dengar bahwa suami Lina, yaitu Andre kawin lagi jadi Lina di madu dan pastinya Lina semakin kesepian saja. Mungkin di lain hari aku akan bertandang kerumahnya untuk menyirami lubang memeknya yang kering dan sudah lama tidak dimasuki kontol itu.

TAMAT

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)